Karya Tulis Ilmiah : Kebutuhan Dasar Ibu Masa Nifas


KEBUTUHAN DASAR IBU MASA NIFAS


A.          NUTRISI DAN CAIRAN

Kebutuhan nutrisi dan cairan bagi ibu nifas sangat penting karena akan akan berpengaruh pada proses laktasi dan involusi.

Penuhuan Kebutuhan Gizi

Kalor                 ± 2800-3000

Protein                 58 gr

Calcium                 1,1 gr

Fenium                 32 gr
Vitamin                 A 6000 lu
Vitamin                 B1 1,1 mg
Riboflavin                 1,4 mg
Niacin                 15 mg
Vitamin                 C 50 mg

Bila dijabarkan dengan kebutuhan makan sehari wanita nifas memerlukan :

Nasi                 10x penukar
Lauk dan protein nabati                 3x penukaran
Protein hewani                 3x penukaran
Sayur                 3x penukaran
Buah                 2x penukaran
Susu                 1x penukaran
Ibu masa nifas perlu memperhatikan :
-      Mengkonsumsi tambahan 500 kalori tiap hari
-          Makan dengan diet seimbang untuk mendaptkan protein mineral dan vitamin yang cukup.
-          Minum sedikitnya 3 liter setiap hari (anjuran ibu untuk minum setiap kali menyusui)
-          Pil zat besi harus diminum untuk menambah zat gizi setidaknya selama 40 hari pasca persalinan
-          Minum kapsul vitamin A (200.000 unit) agar bisa memberikan vitamin A kepada bayinya melalui asinya.

Kebutuhan ini diharapkan dapat menghindarkan wanita nifas dari anemia. Bila didapatkan anemi yang berat perlu adanya kolaborasi dengan dokter.

B.         AMBULASI

Exercise dibagi 2 bagian yaitu ambulis/mobilisasi dan senam nifus. Mobilisasi/ambulasi dini adalah kebijakan untuk selekas mungkin membimbing klien keluar atau turun dari tempat tidurnya dan mobilisasi mungkin berjalan.
Pada persalinan normal sebaiknya mobilisasi dikerjakan dengan melihat keadaan klien. Bila kondisi ibu bijak sudah boleh miring kekanan/kekiri dalam 2 jam dan boleh bangun dari tempat tidur ± 6 jam post partum.
Bila ibu tidak mungkin sebaiknya beristirahat dulu, dalam waktu 6 jam diharapkan ibu juga sudah dapat bangun dari tempat tidur.
Sedangkan pada persalinan dengan anastesi intra tekel, subarachroid spinal harus berbaring dengan bantal tipis selama 8 jam baru ambulasi dikerjakan.
Caranya :
1.  Kaki fiexi danextensi
2.  Rotasi
3.  Tungkai dan extensi
4.  Lutut lurus dan rilex
5.  Diulang gerakan No. C

Setelah 12 jam post partum dianjurkan untuk miring kekanan dan kiri kemudian tidur ½ duduk, dan dalam 24 jam diharapkan ibu sudah turun dari tempat tidur, proses dilakukan secara bertahap.

Keuntungan dari ambulasi ini adalah :
1.          Klien merasa lebih sehat, lebih baik dan lebih kuat.
2.          Paal usus dan kandung kemih lebih baik.
3.          Kemungkinan mengajar ibu merawat/memelihara anaknya; memandikan, mengganti pakaian, memberi makanan, dll selama ibu di RS.
Kontra indikasi pada klien dengan penyakit, misalnya : anemia, penyakit jantung, penyakit paru, demam, dan lain-lain.
Early ambulation/mobilisasi dini dilakukan untuk merangsang sirkulasi pada tungkai.

C.         ELIMINASI

a.      Miksi, disebut normal bila dapat bak spontan tiap 3-4 jam. Ibu diusahakan mampu bak sendiri bila dilakukan dengan :
-          Dirangsang dengan mengalirkan kran didekat klien,
-          Mengompres air hangat di atas simphipis,
-          Sambil sitzbath klien disuruh kencing.
Bila tidak berhasil dengan cara diatas, maka dilakukan katerisasi. Karena, prosedur katerisai membuat klien nyaman dan resiko ISK tinggi, untuk itu katerisasi tidak dilakukan sebelum 6 jam post partum.

b.      Defakasi
Biasanya 2-3 hari post partum amsih susah BAB maka sebaiknya diberikan laksan atau parafin (1-2 hari setelah post partum) atau pada hari ketigadiberi laksan suposutoria dan minum air hangat bila tidak berhasil dilakukan huknal. Sebelum pemberian terapi ini pasien juga dianjurkan mengkonsumsi buah-buahan seperti pepaya.
Agar dapat BAB teratur dapat dilakukan dengan :
1.      Diet teratur
2.      Pemberian cairan yang banyak
3.      O.R.
4.      Bila takut BAB karena ada episiotomi maka diberikan laksan suposutoria ataupun parfin.

D.         KEBERSIHAN DIRI / PUERPURIUM
Kebutuhan kebersihan diri pada ibu nifas perlu diperhatikan karena jika kebersihan diri tidak dijaga akan menyebabkan infeksi, adapun kebutuhan tersebut adalah :
-          Menganjurkan pada ibu agar memperlihatkan kebersihan seluruh tubuh.
-          Mengajarkan ibu bagaimana membersihkan daerah kelamin dengan sabun dan air. Pastikan bahwa dia mampu mengerti untuk membersihkan daerah di sekitar vulva terlebih dahulu dari depan ke belakang baru kemudian kemudian membersihkan daerah anus.
-          Nasehatkan ibu untuk memberihkan diri setiap kali selesai buang air kecil/buang air besar.
-          Sarankan ibu untuk mengganti pembalut/kain pembalut setidaknya 2 x sehari.
Kain dapat digunakan ulang jika telah dicuci dengan baik dan dikeringkan di bawah matahari/disetrika.
Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan sesudah memberihkan daerah kelaminnya. Jika ibu mempunyai luka episiotemilaserasi sarankan kepada ibu untuk menghindari menyentuh daerah luka.

E.         ISTIRAHAT
Kebutuhan istirahat sangat diperlukan untuk proses invol uterus dan pengeluaran asi.
1.      Anjurkan ibu untuk beristirahat cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan.
2.      Sarankan is untuk kembali kegiatan-kegiatan rumah tangga biasa perlahan-lahan serta tidur siang atau beristirahat selagi bayi tidur.
3.      Kurang istirahat akan mempengaruhi ibu dalam beberapa hal :
b.      Mengurangi jumlah asi yang produksi.
c.      Memperlambat proses involusi uteri dan memperbanyak pendarahan.
d.      Menyebabkan depresi dan ketidak mampuan untuk merawat bayi dan dirinya sendiri.

F.          SEKSUAL
Kebutuhan seksual pada nifas penting terutama untuk menjaga keharmonisan rumah tangga.
o        Secara fisik aman untuk memulai hubungan suami istri begitu darah merah berhenti dan ibu dapat memasukan 1-2 jarinya ke dalam vagina tanpa rasa nyeri. Begitu darah merah berhenti dan dia tidak merasakan ketidaknyamanan, aman untuk melakukan hubungan suami istri kapan saja ibu siap.
o        Banyak budaya yang mempunyai tradisi menunda hubungan suami istri sampai masa waktu tertentu, misalnya setelah 40 hari atau setelah 60 hari setelah persalinan. Keputusan tergantung pada pasangan yang bersangkutan.

               


SENAM POSTPARTUM

Ada berbagai faktor yang menentukan kesiapan ibu untuk memulai senam postpartum.
§         Tingkat kesegaran tubuhnya sebelum kelahiran bayi.
§         Apakah ia telah mengalami persalinan yang lama dan sulit tidak.
§         Apakah bayinya mudah dilayani atau rewel karena suatu sebab.
§         Pentesuaian postpartum yang sulit oleh karena suatu sebab.

“Latihan” yang paling penting untuk dilakukan dalam beberapa minggu pertama setelah melahirkan adalah beristirahat dan mengenal bayinya. Relaksasi dan tidur adalah sangat penting, semua wanita akan sembuh dari peralinannya dengan waktu yang berbeda-beda, ingatkan ibu agar bersifat ramah terhadap dirinya sendiri.

Banyak diantara senam postpartum sebenarnya adalah sama dengan senam saat antenatal. Hal yang paling penting bagi ibu ialah agar senam-senam tersebut hendaknya dilakukan secara perlahan dahulu lalu kemudian lama semakin sering/kuat.
Berikut ini adalah kondisi yang umum sebagai akibat dari stress selama kehamilan dan kelahiran, bidan perlu mencermatinya dan kemudian menentukan apakah sesuai atau tidak untuk memulai senam tersebut.
·         Pemisahan simphipis pubis.
·         Caccyx yang patah atau cedera.
·         Punggung yang cidera: bagian atas atau bawah
·         Ketegangan pada ligamen kaki atau otot.
·         Trauma parineum yang parah atau nyeri luka abnomen (operasi cacsar).

Fungsi normal hormon akan memakai waktu beberapa minggu untuk bisa kembali ketahap semula (pra-kehamilan). Setelah melahirkan; sendi-sendi dan ligamen tetap akan longgar hingga 6 minggu postpartum. Ibu-ibu baru khususnya akan rentan terhadap keterangan atau idera pada punggung bagian bawah.

Memperkuat dasar panggul
Tunda dahulu setiap latihan senam yang bisa menimbulkan rasa sakit atau keterangan pada dasar panggul. Senam yang pertama paling baik dan paling aman untuk memperkuat dasar panggul ialah senam Kegel.

Segera lakukan senam Kegel pada hari pertama postpartum bila memang memungkinkan. Meskipun kadang-kadang sulit untuk secara mudah untuk mengaktifkan oto-otot dasar panggul ini selama hari pertama atau kedua, anjurkan agar ibu tersebut tetap mencobanya.

Senam Kegel akan membantu penyembuhan postpartum dengan jalan membuat kontraksi dan pelepasan secara bergantian pada otot-otot dasar panggul untuk :
§         Membuat jahitan-jahitan lebih merapat satu sama lain.
§         Menambah sirkulasi kejahatan lahir dan setiap luka disana.
§         Mempercepat penyembuhan.
§         Meredakan hemorhoid dan vari varisesitas vulva.
§         Meningkatkan pengendalian atas urine.
§         Meringankan perasaan bahwa “segalanya sudah berantakan”.
§         Membangkitkan kembali pengendalian atas otot-otot sphineter.
§         Memperbaiki respon seksual.

Ingatlah : jahitan-jahitan akan memperbaiki struktur tetapi latihan senamlah yang mengembalikan fungsinya.

Mengencangkan otot-otot abdomen:
Otot-otot abdomen setelah melahirkan akan menunjukan kebutuhan perhatian yang paling jelas. Mengembalikan tonus otot-otot abdomen merupakan tujuan utama dari senam dalam masa postpartum. Otot-otot abdomen yang telah dipulihkan dan diperkuat adalah sangat penting untuk menopang punggung bagian bahwa, tempat mata rantai terlemah dari kerangka tubuh manusia.
Paling sekali untuk memeriksa apakah ada tanda pemisahan dari otot-otot perut (Dastasis) sebelum memulai senam abdomen. Tundalah penekukan dan pengangkatan kaki jika memang terdapat diastasis yang parah.

Secara umum
Ada minggu-minggu pertama para ibu sering mengalami penegangan yang terasa sakit bagian punggung atas yang disebabkan oleh payudara yang berat serta frekwensi pemberian ASI yang sering terpaksa dilakukan dengan posisi yang kaku dan lama perhatikan. Senam tangan dan bahu secara teratur sangat penting untuk mengendurkan regangan ini, dan juga dengan menggungkan gerakan tubuh yang baik, sikap yang baik serta posisi yang nyaman pada waktu pemberian ASI.
Beberapa tingkat kesembuhan yang akan dicapai sebelum memulai senam seara teratur dan semakin lama ialah :
·         Berakhirnya lokia yang berat.
·         Sembuhnya jahitan.
·         Jika seksio sesar, dengan sembuhnya luka.
·         Pengurangan relaksasi panggul serta tegangan inkonrinensi.
·         Produksi air susu yang memuaskan.
·         Otot perut diastasis tidak lebih lebar dari tiga jari.

Penjelasan Senam Bagi Ibu
Ulangi gerakan senam dua kali pada awalnya, dan semakin sering sesuai yang akhirnya menjadi 5 kali. Anda bisa mengulangi urutannya dalam urutan yang terbaik. Ingat untuk santai dan bernafas dalam-dalam saat melakukan senam tersebut.

FASE I : Hari-hari Pertama Postpartum
Senam Kegel: (untuk dasar panggul)
Lakukanlah senam ini kapan saja, dimana saja. Tidak akan ada orang yang tahu atau melihat anda melakukannya. Lakukanlah sampai seratus kali dalam sehari. Untuk mengkontraksikan pasangan otot-otot ini, bayangkanlah bahwa anda sedang buang airdan lalu anda tiba-tiba menahannya ditengah-tengah; itulah ototnya. Atau bayangkan bahwa dasar dasar panggul merupakan sebuah evalator; secara perlahan anda menjalankannya sampai lantai 2 lalu kemudian ke lantai 3 dan seterusnya, dan kemudian balik turun secara perlahan. Begitulah cara melatih otot-otot tersebut. Dengan menggunakan visualisasi dan berkonsentrasi pada otot, angkat dan tarik masuk, tekan dan tahan, kemudian secara perlahan turunkan dan lepaskan.

Pengencangan abdomen pada penghembusan nafas : (untuk abdomen)
Miringkanlah atau berbaring miring, lutut dibengkokan, tangan dibagian perut. Pada saat menghembuskan nafas, tariklah otot abdomen ke dalam sehingga paru-paru terasa kosong. Hitunglah sebanyak tiga kali hitungan yang panjang, kemudian lepaskan. Hiruplah perlahan, dalam-dalam, sambil merasakan abdomen naik.
Memiringkan panggul : (untuk punggung bagian bawah dan abdomen)
Berbaringlah, dengan lutut dibengokan. Putarlah panggul dengan jalan meratakan punggung bagian bawah sampai ke lantai, dengan memindahkan bagian yang berongga. Kontraksikan otot abdomen pada waktu menghembuskan nafas dan kencangkan pantat. Biarkan panggul miring naik ke atas. Tahan selama 3 hitungan panjang. Kemudian pakum.

Lingkaran pergelangan kaki : (untuk sirkulasi dan kenyamanan)
Dengan kaki di naikan atau telapak kaki di atas lutut. Bengkokan pergelangan kaki sedapat mungkin, jari kaki mendongan ke atas, kemudian menunjuk ke bawah sambil melakukan kaki. Kemudian lakukan pergelangan kaki yang melingkar bear, perlahan, mula-mula dalam satu arah kemudian ke arah sebaliknya.

FASE II : Tambahkan senam ini bila terasa nyaman (biasanya pada hari 2-7)
Bahi berputar dan lengan terentang : (untuk postur dan peradaan tegangan punggung bagian atas)

Selagi anda duduk, angkat lengan sampai setinggi bahu, siku dibengkokan, tangan di atas bahu. Putarlah ke dua arah. Kemudian angkat kedua lengan tinggi-tinggi di atas kepala, secara bergantian angkat salah satunya lebih tinggi dari yang lain (seakan sedang memetik buah apel dari pohon). Latihan ini juga bisa dilakukan sambil berdiri.

Direntangkan : (untuk postur, abdomen dan kenyamanan)
Berbaringlah dengan kaki dinaikan sedikit di atas bangku pendek, pinggir ranjang atau meja kopi. Kontruksi dinding abdomen dan pantat; secara perlahan naikan pinggul menjauh dari lantai hingga tubuh dan kaki berada dalam satu garis lurus. Jangan membengkokan punggung, ingat untuk bernafas.


PERENCANA ASUHAN


VALUASI SECARA TERUS MENERUS

1.      Perubahan fisiologi dan anatomi pada masa postpartum
2.      Tanda-tanda vital, gejala dan perubahan yang terjadi
3.      Respon orang tua (ibu, auah) dan kesiapan untuk pemeliharaan terhadap bayi
4.      Perubahan psikologi dan tingkah laku ibu
5.      Tanda dan gejala dari komplikasi obsterti dan nifas

Penatalaksanaan Kebidanan Ibu Pasca Salin Normal
Selama 2-6 Jam Pertama
Semua ibu memerlukan pengamatan yang cermat dan penilaian dalam awal masa pasca salin. Sebelum ibu dipulangkan dari klinik atau sebelum bidan meninggalkan rumah ibu, proses penatalaksanaan kebidanan selalu dipakai untuk :
-          Memberikan koseling untuk ibu dan keluarganya mengenai cara mencegah pendarahan, mengenali tanda-tanda bahaya, menjaga gizi yang baik, serta mempraktekan kebersihan yang aman.
-          Memfasilutasi hubungan dan ikatan batin antara ibu dan bayi.
-          Memulai dan mendorong pemberian ASI.



Langkah 1 : Mengumpulkan data
Sebelum ibu dipulangkan atau bidan pulang dari rumah ibu, bidan harus mengumpulkan data untuk memastikan bahwa keadaan ibu sudah stabil.
Komponen-komponen pemeriksaan fisik dan penilaian
Kesehatan umum : bagaimana perasaan ibu
Tanda-tanda vitalnya
Fundus
Lokia
Kantung kemih
Parameter
Penemuan Normal
Penemuan Abnormal
Kesehatan Umum
·         Letih
·         Terlalu letih, lemah
Tanda-tanda vital
·          TD <140/90; mungkin bisa naik dari tingkat disaat prapersalinan
·          Suhu tubuh <380 C
·          Denyut 60-100
·         TD >140/90


·         Suhu >380 C
·         Denyut : > 100
Fundus
·         Kuat, kontraksi baik
·         Tidak berada di atas ketinggian 
·         Lembek
·         Diatas ketinggian fundus saat masa pasca salin
Lokia
·         Merah kehitaman (lokia rubra)
·         Bau Biasa
·         Tidak ada gumpalan darah atau butir-butir darah beku (ukuran jeruk kecil)
·         Jumlah pendarahan yang ringan atau sedikit
(hanya perlu mengganti pembalut setiap 2-4 jam)
·         Merah terang

·         Bau busuk
·         Mengeluarkan gumpalan darah


·         Pendarahan berat
(memerlukan penggantian pembalut setiap 0-2 jam)
Kantung Kemih
·         Bisa buang air
·         Tidak bisa buang air

Langkah 2 : Mengevaluasi data dan mengdiagnosa
Berdasarkan data yang dihimpun, bidan akan bisa memutuskan apkah masa salin adalah normal ayau abnormal. Jika semua parameter ternyata normal, maka diagnosanya adalah “pasca salin berjalan normal”

Langkah 3 : Berdasarkan diagnosa, membuat rencana asuhan
Bagan diagnosa “pasca salin berjalan normal”, bidan bisa memutuskan bahwa ibu tersebut bisa dipulangkan, atau bahwa ibu tersebut aman ditinggalkan sendirian bersama keluarganya. Rencana asuhan untuk ibu yang normal pada masa pasca salin awal meliputi :

Petunjuk-petunjuk sebelum ibu pulang;
o        Kapan menghubungi bidan : jika ada tanda-tanda bahaya.
o        Dimana dan bagaimana cara menghubungi bidan.
o        Perawatan perineum.
o        Gizi.
o        Kebersihan.
o        Istirahat.
o        Melanjutkan kegiatan sexual.
Memberikan suplemen zat besi.
Pembahasan kontrasepsi pasca salin.
Menjadwalkan kunjungan ulang ke klinik untuk pemeriksaan pasca salin lanjutan.

Langkah 4 : Laksanakan rencana
Untuk memastikan bahwa ibu akan bisa mengikuti rencana asuhan anda, selalu berupaya untuk mendiskusikan rencana asuhan tersebut dengan ibu dan keluarganya bersama-sama. Penting sekali untuk melibatkan setiap orang yang bertanggung jawab dalam membeli obat, memberi ijin kepada ibu untuk beristirahat dalam menambah makanan, minum atau memastikan agar ibu kembali untuk asuhan rutin atau asuhan gawat darurat.

Langkah 5 : Evaluasi efektifitas dari rencana asuhan tersebut
Ketika ibu kembali untuk kunjungan ulang, anda akan bisa untuk mengevaluasi apakah rencana asuhan yang anda buat sudah efektif.

Penatalaksanaan Kebidanan 2-6 Hari dan 2-6 Minggu Setelah Kelahiran
Kunjungan postpartum yang dilakukan 2-6 hari setelah melahirkan dan 2-6 minggu setelah melahirkan adalah hampir sama. Tujuan dari kunjungan-kunjungan ini adalah untuk :
·         Memastikan bahwa ibu sedang dalam proses penyembuhan yang sama.
·         Memastikan bahwa bayi sudah bisa menyusu tanpa kesulitan dan sudah bertambah berat badannya.
·         Memastikan bahwa ikatan batin antara ibu dan bayi sudah terbentuk.
·         Memprakarsai penggunaan kontrasepsi.
·         Menganjurkan ibu membawa bayinya ke unit kesehatan setempat (posyandu) untuk di timbang dan imunisasi.

Riwayat :
·         Bagaimana perasaannya, termasuk mood (suasana hati) dan perasaannya tentang menjadi orang tua.
·         Keluhan atau masalah yang sekarang dirasakan.
·         Kesulitan dalam buang air kecil dan buang air besar.
·         Perasaan tentang peralinan dan kelahiran bayinya.
·         Penjelasan tentang kelahiran : adakah komplikasi, leserasi, episiotomi?
·         Suplemen zat besi : adakah ia makan tablet?
·         Pemberian ASI : berhasilkah, adakah kesulitan?

Pemeriksaan fisik
·         Serupa pada umumnya.
·         Tanda-tanda vital.
·         Payudara : kemontokan, suhu, warna merah, nyeri putting atau pecah ujungnya.
·         Abdomen : tinggi fundus, kekokohan, kelembutan.
·         Lokia : warna, banyaknya, bekuan, baunya.
·         Parineum : edema, peradangan, jahitan, nanah.
·         Tungkai : tanda-tanda hormon, gumpalan darah pada otot kaki yang menyebabkan nyeri.

Rencana Asuhan
Rencana asuhan untuk kunjungan dalam masa 2-6 hari dan 2-6 minggu pasca salin adalah hampir sama dengan rencana asuhan untuk penilaian pasca 2-6 jam normal. Akan tetapi, ada kunjungan-kunjungan kemudian, ibu mungkin akan lebih bisa memahami serta melaksanakan petunjuk dan pembelajaran. Oleh karena itu, informasi-informasi ini hendaknya diulang-ulang, dan bidan harus menolong ibu untuk bertanya (tentang hal-hal yang belum jelas). Pada kunjungan 2-6 minggu, ibu hendaknya dikonseling secara cermat tentang kontrasepsi pasca salin serta memberikan metoda yang menjadi pilihannya. Formasi terperinci tentang konseling pasca salin dan kontrasepsi akan dicakup dalam seminar dan tugas bacaan yang akan datang.

Didalam masa postpartum, baik itu kelahiran anak pertama ataupun sudah pernah melahirkan anak sebelumnya, biasanya akan sangat memerlukan informasi dan petunjuk, seakan kembali mendapatkan pengalaman baru dan memerlukan keterampilan dan formasi baru.

Sering sekali ibu akan merasa lelah dan kadang-kadang kewalahan dengan tanggung jawab terhadap bayinya yang baru lahir serta perawatan bagi dirinya sendiri. Ibu mungkin akan merasa tidak berdaya dan karenanya memerlukan nasihat yang aktif.

Pengasuh/bidan berada pada posisi yang unik untuk memberikan informasi dan bimbingan yang diperlukan pada saat yang khusus ini serta dengan cara yang sedemikian rupa sehingga bukan hanya ibu tetapi juga keluarga dan masyarakat akan menerima manfaatnya dalam jangka waktu panjang. Memberikan dorongan bagi ibu, menerima dan menghormati bisa menjadi hal yang sama pentingnya seperti bimbingan itu sendiri.

Penting untuk diingat agar selalu memilih topik-topik yang sesuai berdasarkan khusus serta situasi dari individu yang bersangkutan. Perhatikan dengan cermatriwayat persalinannya, baik itu melalui catatan tertulis maupun berdasarkan ceritanya sendiri. Pastikan bahwa proses penatalaksanaan kebidanan digunakan dalam menentukan isi dari bimbingan sebelum kepulangannya.

Langkah 1 : Kumpulkan Data
Dalam proses pengumpulan data subyektif, anda harus selalu ingat untuk mencermati hal-hal yang berikut :
§         Tinjau semua catatan yang ada.
§         Bagaimana pengalaman persalinannya.
§         Bagaimana pengalaman persalinan sebelumnya.
§         Apa yang menjadi : “keluhan utama”, kekhawatiran dan kebutuhan pokoknya?
§         Apakah ia dapat menangkap lebih cepat dengan peragaan, atau dengan materi tertulis, atau keduanya?
Siapa yang menjadi pendukung utama, dan apakah bisa diikutsertakan dalam bimbingan ini agar lebih stabil.

Dalam mengumpulkan data-data, anda harus benar-benar teliti dalam melakukan pemeriksaan karena apa yang anda temukan disitu akan berdampak pada proses bimbingan tersebut. Kelak saat anda sudah lebih berpengalaman, anda akan bisa melakukan banyak dalam membimbing dan juga dalam melakukan pemeriksaan atas ibu dan bayinya. Gunakan data-data obyektif dalam menentukan apa yang perlu diajarkan. Sebagai contoh, jika si ibu mengalami putting susu pecah atau berdarah, maka topik utama dari bimbingan anda tentulah mengenai perawatan payudara serta pengakuran posisi bayi saat menyusui.

Langkah 2 : Evaluasi Data/Identifikasi Masalah
Penilaian atas “proses postpartum yang normal” bisa mencakup pengevaluasian/identifikasi masalah, seperti misalnya “tidak ada dukungan dari keluarga”, atau “gizi tidak memadai”, “hemorhoid”, “tonus abdomen yang buruk”dan sebagainya. Dengan demikian bimbingan yang anda berikan haruslah mencerminkan hal-hal tersebut diatas.

Langkah 3 : Membuat Rencana Asuhan
Membimbing hanyalah salah satu bagian dari rencana asuhan anda. Jumlah topik yang layak informasi yang diberikan tentang informasi masing-masing topik akan bergantung ada seberapa banyak waktu yang tersedia untuk bimbingan tersebut. Kalau waktunya hanya 30 menit, misalnya anda harus betasi pada topik yang paling penting saja dan semaksimal bimbingan ke hal itu. Mungkin pula anda akan terpaksa harus melakukan kunjungan lagi untuk bisa mencakup semua informasi yang sudah disepakati antara anda dan klien anda. Pastikan bahwa anda sudah menjawab pertanyaan/kekhawatiran utama dari ibu dan anda harus menanyakan apakah masih ada pertanyaan yang ingin diajukan oleh ibu. Catat semua topik yang sudah dicakup sebagai bagian dari rencana asuhan anda.

Langka 4 : Laksanakan Rencana Asuhan
Bila memungkinkan anda harus melibatkan anggota-anggota keluarga dalam bimbingan tersebut. Berilah informasi tersebut dalam tingkat yang bisa dimengerti oleh ibu dan keluarganya serta pastikan nasehat-nasehat yang anda berikan masuk akal bagi ibu.

Anda harus peka tentang apakah si ibu mau terbuka terhadap informasi yang anda berikan. Jika ia sedang lelah, mudah terpengaruh oleh tangisan bayinya, atau sedang merasa sakit mungkin sebaiknya anda tunda dulu.


Langkah 5 : Mengevaluasi Rfrktifasi Rencana Asuhan
Anda tentu ingin mengevaluasi sampai dimana pemahaman klien anda tentang apa yang sudah diajarkan dengan jalan meminta dia mengulangi poin-poin penting yang sudah anda ajarkan atau memeriksa kembali pada kunjungan berikutnya untuk melihat apakah bermanfaat.

Perhatikan : mengingat kendala waktu, bisa saja tidak mungkin ada banyak waktu bagi setiap ibu. Sebaliknya, banyak topik-topik bimbingan postpartum yang bisa dibahas dalam pembelajaran secara berkelompok. Mhasiswa bisa mengatur sesi pembelajaran dalam waktu hari yang sama selagi ibu masih berada dalam bangsal postpartum. Setelah bimbingan secara berkelompok tersebut, mahasiswa bisa bertemu sejenak dengan masing-masing ibu secara tersendiri untuk membicarakan setiap kebutuhan individu yang mungkin ada.

Kegiatan Alternatif Untuk Bimbingan Ibu Sebelum Pulang
Permainan peran
Bagilah mhasiswa menjadi kelomok-kelompok yang terdiri dari 8-10 orang. Mintalah setiap kelompok untuk mendesain dan kemudian mempergunakan bimbingan postpartum yang paling sesuai untuk masa 6 jam postpartum, 6 hari, 6 minggu postpartum. Beri setiap kelompok studi kasus tentang ibu yang secara esensial ialah normal dan dengan keluhan yang sama untuk saat-saat khusus tersebut dalam proses penyembuhannya.
Kelompok 1 : Masa 6 jam Postpartum
Keluhan umum :
ü      Tidak bisa buang air.
ü      Pendarahan berlebihan.
ü      Bayi mengantuk tidak berminat untuk menyusu.
ü      Kurang pengetahuan tentang anak.
ü      Kram di bagian uterus.

Topik yang difokuskan meliputi :
·         Pemberian Asi – Doronglah pemberian ASI secara eksklusif, cara menyatukan mulut bayi dengan putting susu, merubah-rubah posisi, mengetahui cara memeras susu dengan tangan seperlunya, atau dengan menggunakan metode-metode untuk mencegah nyeri putting, dan perawatan putting.
·         Perdarahan – ialah mengenai warna dan banyaknya atau jumlah yang semestinya, adakah tanda-tanda perdarahan berlebihan, yaitu nadi cepat, suhu naik, uterus tidak keras, menaik; tahukah ia cara menggosok uterusnya agar memastikan bahwa uterus tersebut mengeras, periksa kain bantalannya untuk memastikan tidak ada darah berlebihan.
·         Inovasi (pengecilan kembaliu) uterus – perlunya kontraksi uterus yang mungkin akan terasa sakit (khususnya pada ibu multigravida).
Pembahasan tentang kelahiran, mengenal; perasaan ibu, dan adakah pertanyaan tentang proses tersebut.
Dorongan untuk memperkuat ikatan batin antara ibu dan bayi (keluarga), pentingnya sentuhan fisik, berbincang-bincang dan rangsangan.
Tanda-tanda bahaya baik ibu maupun bayi; rencana kesiapan menghadapi keadaan darurat.

Kelompok 2 : Masa 6 Hari Persalinan
Keluhan umum :
ü      Bayi rewel, tidak cukup kenyang.
ü      Tidak bisa buang air.
ü      Otot sakit.
ü      Letih, perubahan emosional.
ü      Perasaan/pertanyaan tentang kelahiran.

Topik yang harus dibahas meliputi :
Diet
Kebutuhan akan makan yang seimbang, banyak mengandung protein, makanan berserat dan air sebanyak 8-10 gelas sehari untuk mencegah konstipasi; kebutuhan akan jumlah kalori yang lebih besar perhari untuk mendukung laktasi, kebutuhan akan mkanan yang mengandung zat besi, suplemen dan folate serta Vitamin A jika diindikasikan.

Kebersihan/perawatan diri sendiri
“Mandi berendam” dan mandi siram hingga pendarahan melambat, menjaga agar tetap bersih, terutama putting susu dan prineum; air hangat biasanya sudah memadai, sabun bisa menimbulkan rasa gtal atau mengering, cuci tangan dengan sabun dan air, mengganti kain bantalan, menjaga agar kain pakaian dan tempat tidur tetap bersih.

Senam
Senam kegel serta senam perut yang ringan tergantung pada kondisi ibu dan tingkat diastasi.

Keluhan akan istirahat
Cukup tidur ketika bayi sedang tidur, meminta bantuan kepada anggota keluarga untuk mengurusi masak-memasak, cuci dan strika.
Perasaan normal setelah kelahiran (uring-uringan, keletihan, ketidak mampuan)

Keluarga Berencana
Pembicaraan awal tentang kembali kemasa subur dan melanjutkan hubungan seksual setelah kelahiran. Kebutuhan akan mengendalikan kehamilan kemampuan untuk mengandung bahkan sebelum masa-masa awal setelah kelahiran, penyediaan materi untuk dibaca ulang atau alat bantu untuk belajar mengenai pilihan KB yang akan dilakukan selama bulan berikutnya; pentingnya penjarangan kehamilan untuk kesehatan ibu.
Perjanjian untuk pertemuan berikutnya.

Kelompok 3 : Masa 6 Minggu Postpartum
Keluhan umum :
ü      Penambahan atau penurunan berat badan.
ü      Pertanyaan-pertanyaan tentang keluarga berencana, pertanyaan-pertanyaan pemberian makanan bayi dan pertumbuhannya.

Topik –topik yang sangat ditetapkan meliputi :
Gizi
Zat besi/folate, kecukupan diet seperti yang dianjurkan, petunjuk untuk

Makanan-makanan bergizi
Menentukan dan meyediakan metoda dan alat KB.

Senam
Rencana senam yang lebih kuat dan menyeluruh setelah otot abdomen kembali normal.

Keterampilan membesarkan dan membina anak
Pengembangan anak dan kebutuhan akan rangsangan, pencegahan perlakuan sewenang-wenang terhadap anak, serta topik-topik lain yang relevan terhadap kebiasaan dan kepercayaan setempat.
Rencana untuk check-up bayi serta imunisasi.


PROSES LAKTASI DAN MENYUSUI


1.      Anatomi Payudara (Review)
a.      Korups (badan) : Bagian yang membesar
b.      Aerola : Bagian kehitaman ditengah
c.      Ampula : Tempat menyimpan ASI
d.      Papila / Putting
e.      Alveolus : Tempat produksi ASI
f.        Tubulus Lactiverus : Saluran dari alveolus
g.      Ductus Lactiverus : Saluran sentral muara tubulus lactiverus

2.      Fisiologi Laktasi
Ø      Selama kehamilan hormon estrogen dan progesterone menginduksi perkembangan alveolus dan kuktus laktiferus di payudara juga merangsang produksi kolostrum.
Ø      Setelah kelahiran bayi terjadi penurunan estrogen yang mengakibatkan meningkatnya kadar prolaktin sehingga produksi ASI dimulai.
Ø      Hisap bayi merangsang produksi oksitosin yang menyebabkan kontraksi sel-sel mioepitel, sehingga mendorong ASI keluar dari alveolus mll duktus laktiferus menuju simus laktiferus tempat ASI disimpan. (Proses let down / pelepasan ASI)



Komposisi Gizi dalam ASI
Ø      Protein
Protein susu (kasein) lebih besar ASI : susu sapi.
Ø      Lemak
Kendungan lemak ASI lebih mudah dicerna oleh bayi daripada lemak susu sapi.
Ø      Karbohidrat
ASI mengandung bifidus yang tidak terdapat pada susu sapi.
Ø      Garam Mineral
Natrium : dalam kadar yang ideal untuk bayi manusia kalsium, fosfor, magnesium : kadar dalam ASI lebih cocok daripada kadar yang lebihj tinggi pada susu sapi.
Ø      Vitamin : kadar Vitamin A, B, C, dan E lebih tinggi.

Colostrums
Ø      Adalah cairan pertama yang diperoleh bayi dari ibunya, berbentuk cairan berwarna kuning dan lebih kental daripada air susu.
Ø      Mengandung banyak protein, mineral dan antibiodi sehingga mudah dicerna oleh bayi.
Ø      Colostrums menjadi ASI matur sekitar 15 hari setelah bayi lahir.
Ø      ASI muncul sekitar hari ke 3 atau 4 setelah kelahiran bayi.




Manfaat lain pemberian ASI
Ø      Resiko kontaminasi lebih kecil.
ASI yang dihisap langsung oleh bayi dari payudara lebih kecil kemungkinan terkontaminasi kuman patogen.
Ø      Perlindungan
Fx perlindungan dalam ASI : Imunoglobin, laktoferin, lisosom, fx bifidus dan fx antitripsin.
Ø      Komposisi
ASI memberikan unsure-unsur makanan dengan keseimbangan yang tepat bagi bayi manusia.
Ø      Kenyamanan
Memberikan ASI tidak perlu persiapan, tidak harus membeli, tidak harus disterilkan.
Ø      Factor Fisik
Reflek hisap bayi mengeluarkan oksigen ® merangsang kontraksi uterus ® membantu infolusi uterus.

Dukungan bidan dalam pemberian ASI
Ø      biarkan bayi bersama ibunya selama jam pertama setelah kelahiran.
Ø      Ajarkan cara merawat payudara pada ibu.
Ø      Bantulah ibu pada waktu pertama kali memberi ASI.
Ø      Bayi harus ditempatkan dalam kamar yang sama dengan ibunya (rooming in / rawat gabung).
Ø      Memberikan ASI bayi sesering mungkin.
-          Tawarkan ASI pada bayi setiap 4 jam.
Ø      Hanya berikan kolostrum dan ASI saja.
Ø      Hindari susu botol dan “kempeng”.

Cara menyusui yang benar
Ø      Posisi ibu
-          Berbaring miring : posisi yang paling baik untuk pemberian ASI pertama kali atau bila ibu lebih dan merasakan nyeri.
-          Duduk : penting untuk memberikan topangan / sandaran pada punggung ibu dalam posisi tegak lurus (90 derajat) terhadap pagkuannya.

Ø      Posisi bayi
-          Badan bayi harus diarahkan kearah badan ibu dan mulutnya berada dihadapan putting susu ibunya. Leher bayi lurus dan sedikit ditengadahkan.
-          Bayi ditopang pada bahunya sehingga posisi kepala tetap tengadah.
-          Kepala dapat ditopang dengan lekukan siku ibunya.
-          Bayi harus mengulum sebagian besar dari areola mamae didalam mulutnya, bibir bawah minimal 1,5 cm dari pangkal putting susu.

Tanda-tanda bayi berada dalam posisi yang baik pada payudara :
1.      Seluruh tubuhnya berdekatan dan terarah pada ibu.
2.      Mulut dan dagunya berdekatan dengan payudara.
3.      Areola tidak terlihat dengan jelas.
4.      Bayi terlihat menghisap lamban dan dalam, juga menelan ASInya.
5.      Bayi terlihat senang dan tenang.
6.      Ibu tidak merasa nyeri pada putting susunya.

Tanda bayi cukup ASI :
1.      Bayi kencing minimal 6 kali dalam 24 jam, warna urine jernih sampai kuning muda.
2.      Bayi sering BAB berwarna kekuningan.
3.      Bayi tampak puas, bangun dan tidur cukup.
4.      Bayi menyusu 10-12 kali dalam 24 jam.
5.      Payudara ibu terasa lembut dan kosong setiap selesai menyusui.
6.      Ibu dapat merasakan geli karena aliran ASI setiap bayi mulai menyusu.
7.      Bayi bertambah berat badannya.

Perawatan Payudara
Ø      Juga payudara tetap bersih dan kering terutama putting susu.
Ø      Gunakan BH yang menyokong payudara.
Ø      Mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum menyentuh putting susu dan sebelum menyusui bayinya.
Ø      Mencuci tangan sesudah BAB dan BAK atau menyentuh sesuatu yang kotor.
Ø      Bersihkan payudara dengan air bersih 1x sehari, jangan menggunakan alcohol, krim minyak atau sabun pada putting susunya.
Ø      Apabila putting susu lecet :
-          Oleskan ASI pada sekitar putting susu.
-          Menyusui tetap dilakukan dimulai dari putting yang tidak lecet.
-          Apabila lecet berat istirahatkan selama 24 jam, ASI diminumkan menggunakan sendok.
Ø      Apabila payudara bengkok :
-          Kompres payudara dengan menggunakan kain basah dan hangat selama 5 menit.
-          Urutkan payudara dari arah paangkal menuju putting atau gunakan siri untuk mengurut payudara dengan arah “Z” menuju putting.
-          Keluarkan ASI sebagian sehingga putting menjadi lunak. Susukan bayi setiap 2-3 jam.
-          Letakkan kain dingin pada payudara setelah menyusui.


 

§